Rabu, 04 Maret 2015

DANAU TOBA luar biasa!!! (SUMATERA UTARA)

Inilah pertama kalinya aku ke danau terbesar di Indonesia ini, danau Toba. Dari kota Medan, ada 2 alternatif jalur untuk ke Danau Toba. Lewat Parapat dan lewat Simalem. Kalau dari Parapat, biasanya orang-orang sekalian nyeberang ke pulau Samosir untuk menginep disana. Kalau dari Simalem, jalurnya lewat Berastagi. Pemandangannya beda dengan di Parapat. Kalau di Simalem, kita bisa menikmati pemandangan Danau Toba dari atas bukit. Persis seperti pemandangan yang ada di uang seribu rupiah jaman dulu.


Karena waktuku yang lumayan mepet, akhirnya aku putuskan untuk menikmati Danau Toba dari Simalem. Ini karena aku juga sangat ingin mampir ke air terjun sipiso-piso. Kebetulan jaraknya cuma 30 menitan dari Simalem. Dan rencanapun mulai ada titik terang, aku dapat mobil pinjeman dari teman di Medan.


Setelah browsing sana-sini, niat untuk menginap di Simalem akhirnya sirna. Ternyata di Simalem itu hanya ada 1 penginapan, Simalem resort. Harga menginap disana permalemnya nggak kurang dari 1,5 juta perkamar.


Tapi niatan untuk menikmati danau Toba dari atas tetap tidak tertahankan. Jadi, tanpa memikirkan mau menginap dimana, aku tetap berangkat dengan 2 temanku kearah Simalem.


Berkat info dari senior di kantor cabang, ternyata di dekat air tejun sipiso-piso ada daerah yang mirip dengan Parapat, namanya daerah Tongging. Tongging ini adalah desa kecil yang ada di pinggir danau Toba dibawah Simalem resort.


Setelah browsing dan menghubungi puluhan nomor penginapan di Tongging, akhirnya hanya satu nomor yang berhasil dihubungi. Katanya weekend ini sedang sepi jadi langsung datang saja pasti ada kamar. Ok kamipun langsung tancap gas menuju ke Tongging.


Perjalanan Bandara Kualanamu sampai Tongging di akhir minggu memang lumayan ramai. Kami butuh 6 jam untuk sampai di Tongging. Tapi itu udah termasuk berhenti makan, sholat, isi bensin, mampir ke Graha Santa Maria Annai Velangkanni, dan mampir ke rumahnya temen untuk mengambil baju ganti.


Perjalanan ke Tongging dimulai dengan menikmati macetnya kota Medan di sore hari. Setelah itu jalanan mulai menanjak saat mendekati kota Berastagi. Setelah kota Kabanjahe, jalanan baru mulai menurun sampai di simpang Merek. Untuk ke Tongging, kita ambil jalan ke kiri di simpang Merek ini. Sekitar 500 meter dari simpang itu ada gang ke kanan dengan gapura selamat datang wisata desa Tongging. Dari situ sekitar 3 km kita akan memasuki gerbang tempat wisata. Setelah gerbang persis ada simpang lagi. Kalau ambil kanan ke air terjun sipiso-piso, kalau kekiri ke desa Tongging.


Jalan ke arah desa Tongging ini benar-benar ekstrim. Jalanannya menurun terus dan berkelok-kelok. Bayangin aja, kami melewatinya di jam 10 malam lebih, hadeeeh.


Dan setelah sekitar 30menitan melewati jalan menurun itu, akhirnya kami sampai juga di pinggiran danau Toba. Hotel pertama yang kami temui adalah hotel Anugerah. Tanpa pikir panjang kami langsung parkir di hotel itu dan langsung pesan kamar. Sebenarnya kami sudah tau bahwa inilah hotel terbagus di daerah Tongging. Tempatnya benar-benar paling nyaman lah kalau dibandingin dengan penginapan yang lain. Tentu harga dari tempat ini juga paling mahal. Untuk kamar yang nggak menghadap ke danau, harganya 300ribu. Kalau yang menghadap ke danau harganya 400ribu. Dan kamipun langsung memesan kamar yang menghadap ke danau dengan tambahan 100rb untuk ekstra bed. Tanpa waktu lama kami langsung tidur pulas karena memang sudah tengah malam.

 

Pagi hari pun datang, dan waaaawww..!!!!! Pemandangannya super banget deh pokoknya. Air danau yang biru tua dengan latar pemandangan pegunungan yang berjajar rapi dengan warna rumput dan ilalang yang berbeda-beda benar-benar perpaduan yang sangat indah. Cahaya matahari yang semakin lama semakin jelas juga seakan memberikan lighting kearah pegunungan dengan sangat sempurna. Aku pernah ke Como Italy dan Lugano Swiss. Jujur, pemandangan dari Tongging ini benar-benar nggak kalah dengan dua kota di eropa itu. Mungkin Pemda setempat hanya butuh menambah beberapa fasilitas dan menata kawasan Tongging ini.


Kata temenku yang sudah sering ke Parapat, tempat ini jauh lebih menenangkan. Pemandangannya masih sangat alami dan menyegarkan pikiran. Dan akupun juga merasakan itu. Suasananya tenaaaanng.. Pikiran benar-benar dibuat releks karena pemandangan ini.








Dan setelah puas menikmati pemandangan dan sarapan di pinggir danau, jam 9 pas kami mulai petualangan kami. Tujuan kami adalah ke Simalem resort. Tapi perjalanan yang akan kami lalui adalah jalan Tongging – Silalahi – Simalem. Sebenarnya rencana awalnya adalah dari Tongging kami ke air terjun Sipiso-piso dan yang terakhir baru ke Simalem. Tapi setelah ngobrol dengan pemilik hotel, kami disaranin ke Simalem dulu melalui Silalahi. Katanya disepanjang jalan itu pemandangannya sangat bagus. Ok mari kita buktikan.


Dan benar saja, setiap tidak lebih dari 5 menit mobil kami pasti berhenti untuk bernarsis ria dengan latar pemandangan yang luar biasa bagus. Pokoknya bagus banget deh pemandangan di sepanjang perjalanan selama 1 jam ke Silalahi ini.









Dan akhirnya kami sampai juga di Silalahi. Disini ada Tugu Silalahi dan rumah adat khas Silalahi. Setelah menikmati pemandangan Silalahi sebentar, kami melanjutkan perjalanan kearah jalan besar menuju Simalem. Jalanannya kali ini naik terus dan berkelok-kelok dengan pemadangan hutan pinus dan cemara. Di pertengahan jalan ada juga pos pemberhentian untuk menikmati kota Silalahi dari atas. Bagus!






 

Setelah sekitar 30 menitan dari Silalahi akhirnya kami sampai juga di Simalem resort. Tiket masuk untuk 1 mobil tanpa melihat berapapun orang didalamnya adalah 250ribu. Lumayan mahal sih, tapi ditiketnya ada voucher makan 50 ribu dan gratis beberapa permainan seperti flying fox. Jadi ya nggak rugi-rugi banget lah ya, heheee. Untuk voucher makanan bisa ditukar dengan pisang goreng keju yang luar biasa enak dan kentang goreng yang lumayan banyak. Harga dari 2 makan itu pas 50 ribu sesuai voucher.


Dan memang, pemandangannya di Simalem resort ini benar-benar luar biasa. Pandangan luas ke danau Toba dari atas. Nggak bakal nyesel lah bisa melihat pemandangan yang pernah ada di uang seribuan jalan dulu ini. Oiya, kalau kesini, berkelilinglah disetiap sudutnya. Kami melakukan itu dan mendapati beberapa tempat yang jarang dikunjungi orang tapi pemandangan kearah danau Tobanya malah lebih plong tanpa halangan. Lebih bagus deh pokoknya.







 


Setelah waktu menunjukkan waktu tengah siang lebih, kami langsung menuju ke tempat tujuan kami yang terakhir, air terjun Sipiso-piso. Tak perlu waktu lama perjalanan dari Simalem resort ke air terjun tertinggi di Sumatera Utara ini. Sekitar 30 menitan. Tips untuk yang mau kesini, kalau bisa makan dulu sebelum menuruni tangga. Waktu makan kalau bisa 1 jam sebelum traking ke air terjun, biar nggak mual, kayak aku kemaren. Ahahahaaaa.


Perjalanan menuruni tangga ke air terjun Sipiso-piso ini pemandangannya bagus banget. Air terjunnya sangat jelas terlihat kokoh dan indah. Danau Toba juga terlihat dari sini. Butuh waktu sekitar 25 menit untuk menuruni tangga sampai dasar dekat air terjunnya. Itu sudah termasuk beberapa kali istirahat dan bernarsis ria.


Saat sampai didasar dekat air terjun, ternyata kita nggak bisa terlalu dekat dengan air terjunnya. Itu karena angin dari air terjun benar-benar kencang dan tersebar kemana-mana. Pantas saja namanya sipiso-piso, airnya kencang seperti pisau. Tanpa mandipun pakaian kita akan basah kuyup kalau mendekati air terjun ini. Sensasinya luar biasa pokoknya! Mantap!












 

Setelah puas bermain basah-basahan, kami segera kembali ke parkiran. Dan inilah sebenarnya ujian utamanya kalau ke air terjun ini. Ratusan bahkan ribuan tangga menanti untuk didaki. Benar-benar baru kerasa pegal dan capek saat menaiki tangga-tangga itu. Padahal pas turun tadi sama sekali nggak ada rasa capeknya. Aku jadi mikir lagi, jangan-jangan nama sipiso-piso gara-gara ini. Karena kalau ada orang yang turun ke air terjunnya, kakinya akan pegal seperti dipisau. Ahahahahaa lebay..


Tapi mamang benar-benar melelahkan. Prinsipku kemaren, kalau degup jantung sudah terlalu kencang, aku memilih untuk berhenti untuk istirahat dulu. Dan akhirnya butuh sekitar 40 menit untuk sampai di atas lagi.


Lemas. Tapi karena jam sudah menunjukkan waktu jam 2.30 sore, kami harus segera kembali. Ini karena penerbangan kami kembali ke Jakarta malam itu juga jam 8.30.


Perjalanan kembali ke Medan kali ini lebih lancar. Ini karena siang hari dan tidak terlalu ramai. Kami sampai Bandara Kualanamu pas jam 7 malam. Pas deh pokoknya.



Alhamdulillah perjalanan kali ini tanpa hambatan yang berarti dan sangat terpuaskan. Kesimpulannya danau toba memang luar biasaaaa..!!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar